Banyak jalan menuju suatu tempat, ungkap pepatah. Begitu pula dengan Al-Azhar yang berdiri tegak di negeri Mesir. Salah satu jalan agar dapat menempuh pendidikan di sana ialah dengan melewati ujian seleksi yg diadakan oleh KEMENAG secara serentak di seluruh Indonesia. Para peserta yang berhasil melewati tahap ini, nantinya akan diberangkatkan ke Mesir untuk mengawali pendidikannya di Markaz Lughah Syekh Zayed selama setahun. Kebijakan ini tidak lain yaitu supaya bahasa arab yang merupakan wasilah keilmuan di universitas tersebut dapat dikuasai dengan baik. Setelah menyelesaikan lembaga bahasa tersebut, baru saatnya bagi CAMABA (Calon Mahasiswa Baru) untuk memasuki dunia perkuliahan.

Pada tahun ini, Markaz Lughah Syeikh Zayed telah membuka cabang untuk pertama kalinya di Indonesia yaitu PUSIBA. Apa itu PUSIBA? Banyak di kalangan masyarakat yang bertanya-tanya terkait lembaga ini, disebabkan kabar tentangnya yang masih belum diresmikan. Akhirnya, atas berkat rahmat Allah -subhanahu wa ta’ala- sekarang PUSIBA telah menjadi lembaga yang resmi dan diakui oleh Al-Azhar sebagai cabang pembantu dari Markaz Syekh Zayed, Madinat Nashr, Mesir.

Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab (PUSIBA) cabang Indonesia adalah sebuah pusat pembekalan Bahasa Arab yang diresmikan langsung oleh Deputi Grand Syeikh Al-Azhar, Syeikh Shaleh Abbas, dan Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin pada tanggal 29 Juli 2019 lalu. Melalui PUSIBA, calon mahasiswa dapat menyelesaikan matrikulasi bahasa di tanah air dan mengikuti kuliah di tahun berjalan, serta terhindar dari permasalahan selama masa tunggu kuliah.

Berdasarkan MoU antara OIAA Cabang Indonesia dan Universitas Islam As-Syafi`iyyah, kegiatan belajar PUSIBA dilakukan di Kampus dan Asrama Universitas Islam As-Syafi`iyyah Jl. Raya Jatiwaringin, Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Dari lembaga PUSIBA inilah, tercatat bahwa terdapat empat santri Dayah Insan Qurani, Aceh Besar yang sukses melanjutkan studi-nya ke Al-Azhar, Kairo dalam waktu dekat ini. Diantaranya : Afdhalul Akbar, Ahmad Fauzan Azima, Fitrahul Suryanda, dan Zaghlul Zaini. Tidak hanya itu, masih ada tiga lagi CAMABA keluaran Dayah Insan Qur’ani yang kelak akan berangkat melalui jalur KEMENAG. Walaupun jalur yang ditempuh berbeda. Namun, tujuan mereka masih satu, yaitu belajar di Al-Azhar.

Empat bulan sudah berlalu, semenjak dimulainya pembelajaran di markaz atau lembaga ini. Lebih tepatnya pada tanggal 25 juli. Keempat putra Aceh ini, telah berjuang untuk dapat menyelesaikan studi bahasa arabnya dan telah di wisuda dari 240 peserta wisuda minggu pagi 17 november 2019, Jakarta. sekarang mereka telah dapat memahami dan berinteraksi menggunakan bahasa arab.

Bahkan salah satu dari keempat mereka mendapat nilai terbaik dan mendapat syahadah ihtiram yaitu Ahmad Fauzan Azima yang tidak lain merupakan salah seorang alumni Dayah Insan Qur’ani. Hal ini merupakan hal yang patut diapresiasikan. Dari  240 peserta yang mengikuti kegiatan PUSIBA ini, Fauzan terpilih menjadi salah seorang yang mendapatkan nilai terbaik.  “Alhamdulillah, saya mendapat nilai yang terbaik di markaz ini. Hal, ini tak lepas pula dari doa dan dukungan teman-teman dan ustadz ustadzah”, tutur Fauzan.