66 santri anggota komunitas ilmu falak putri Dayah Insan Qurani melakukan praktikum rukyatul hilal awal Rajab 1441 H di Observatorium Tgk Chik Kuta Karang Lhoknga, Senin (24/2/2020). Dalam pengamatan maghrib itu, tim tidak berhasil melihat hilal.
Santri tiba di observatorium pukul 15.50 WIB dan langsung diarahkan ke aula oleh Staf Observatorium, Ustadz Rahmatul Fahmi untuk mengikuti briefing sebelum observasi. Kepada santri, ustadz Rahmat menjelaskan prosedur dan data hilal pada 23 dan 24 Februari (29 dan 30 Jumadil Akhir 1441 H).
“Jika hari ini kita tidak dapat melihat hilal, 1 Rajab tetap akan jatuh pada hari Selasa. Karena bulan Jumadil Akhir telah diistikmal menjadi 30 hari pada hari ini (Senin).” Ujarnya.
Sebelumnya, santri juga telah mendapatkan materi awal tentang satelit alami bumi dan karakteristiknya, pada sesi belajar rutin ilmu falak bersama ust Rahmat pada malam Kamis, 19 Februari lalu.
Usai mengikuti sesi briefing, santri mengikuti pengamatan bersama di ruang observasi. Santri menggunakan 3 teleskop dan 1 binokular, sedangkan 3 teleskop lainnya digunakan staf.
Hingga batas akhir pengamatan pada pukul 19:30 WIB, tim tidak berhasil melihat hilal. Hal ini disebabkan oleh tingginya tingkat pantulan cahaya matahari ke atmosfer (albedo). “Tingkat pantulan cahaya menyamarkan bentuk hilal yang kita amati. Bulannya telah ada, karena telah mengalami konjungsi tadi malam pukul 22:34 WIB. Hanya tersamarkan dalam cahaya sangat terang di atmosfer.” Terang ust Rahmat.
Santri juga turut didampingi oleh Ustadz Aznur Johan dan Ust Iqbal Ja’far, yang juga pembina Lembaga Pengembangan Potensi Santri bidang Astronomi Dayah Insan Qurani. Turut hadir pula dua ustadzah dan satu orang ustadz pembina.
Baca juga : Komunitas Astronomi Insan Qurani Praktik Falakiyah di Observatorium Hilal Lhoknga
Usai shalat maghrib, santri melanjutkan mengamati benda langit. Santri mengamati planet venus dan bintang-bintang yang terletak di rasi orion. Santri dipandu pembina dan staf juga belajar mengenali rasi bintang dan karakteristik bintang-bintang yang menghiasi langit malam.
Observatorium Tgk. Chik Kuta Karang, yang sering juga disebut Pusat Observasi Bulan (POB), awalnya dibangun sebagai pusat pengamatan hilal dan tempat berkumpul pada Peringatan Hari-hari Besar Islam (PHBI).
“Observatorium Tgk. Chik Kuta Karang telah beroperasi sejak tahun 2009. Namun selama 4 tahun pertama, tempat ini hanya dibuka untuk pengamatan-pengamatan wajib. Seperti untuk menentukan awal bulan Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah.” Ujar Ust Aziz Al Jabbar, staf observatorium.
Tetapi sejak 2013 observatorium mulai dibuka untuk umum. Pengunjungnya bervariasi. Mulai dari kalangan anak-anak, remaja, hingga orang dewasa.
Ustadz Aziz berharap, santri yang berkunjung ke observatorium menjadi lebih semangat dalam belajar, terutama dalam bidang eksat, termasuk ilmu falak. “Sehingga bisa melanjutkan estafet keilmuwan ilmu falak di masa depan.” Harapnya.
Dalam observasi kali ini, santri anggota Jaliyah Falakiyah Ruhul Islam Anak Bangsa dan siswa SMA Modal Bangsa juga turut hadir mengikuti pengamatan hilal bersama.
Reporter : Departemen Jurnalistik OSDIQ
Leave A Comment