Santri Dayah Insan Qurani Aceh Besar melakukan kalibrasi arah kiblat di rumahnya masing-masing. Kalibrasi dilakukan dengan memanfaatkan peristiwa istiwa a’dham, saat matahari melintas tepat di atas ka’bah, pada Selasa (27/5/2020) pukul 16.18 WIB.

Praktik pengukuran dipandu secara daring melalui grup whatsapp oleh pembina komunitas astronomi Dayah Insan Qurani, Ust Rahmatul Fahmi, Ust Aznur Johan, dan Ust Iqbal Ja’far.

Dalam praktik ini, santri diminta untuk mempersiapkan tongkat atau benda lain yang lurus sebagai ukur, penggaris, spidol dan permukaan yang rata.

“Seperti halnya saat sedang berdiri di bawah cahaya lampu. Maka bayangan kita yang jatuh menghadap ke arah lampu.” Ujar Ust Rahmat.

Demikian halnya saat matahari sedang berada di atas ka’bah, peristiwa tersebut dapat digunakan untuk mengukur arah kiblat dengan memanfaatkan bayangan yang jatuh pada saat itu. “Pastikan tongkatnya lurus, terkena cahaya matahari langsung, dan permukaan lantainya rata.” Tambahnya.

Tepat pukul 16.18 WIB, santri melakukan praktikum dari kediamannya masing-masing dan memberikan report kepada pembina.

“Saya baru tahu kita bisa menggunakan bayangan matahari untuk mengukur arah kiblat dengan presisi.” Ujar Fariqanmalhusna saat ditanya kesannya mengukur sendiri arah kiblat rumahnya. Lain halnya dengan Sartika, dengan bercanda ia mengatakan bahwa melakukan pengukuran sendiri rasanya seperti sudah menjadi ahli falak profesional.

Hari rashdul qiblat terjadi dua kali dalam setahun. Untuk tahun kabisat seperti tahun ini terjadi pada tanggal 27 dan 15 Juli.

Selama darurat covid 19, komunitas astronomi tetap aktif belajar melalui grup whatsapp. Setiap hari pembina mengirimkan bahan ajar, berdiskusi dan menjelaskan berbagai fenomena langit dengan anggota komunitas.

Berikut beberapa hasil pengukuran yang dilakukan oleh santri dan pembina yang dikirimkan ke redaksi insanqurani.net