Menjadi guru bukanlah hal mudah, kiprahnya sangatlah besar untuk kemajuan bangsa ini, bahkan kesuksesan seseorang tak luput dari sentuhan tangan mereka, mereka yang mendidik dan mengajar sehingga terbuka langkah menuju masa depan.

Guru bukan hanya ASN yang mengajar di sekolah atau madrasah formal semata, tapi lebih dari itu guru sangat banyak, baik guru di dayah, balee beut dan semua mereka yang telah berdedikasi untuk mendidik anak negeri, artinya mereka yang telah mendidik baik di lembaga formal maupun non formal.

Tugas mereka sangatlah berat, guru tak hanya mendidik kita menjadi seperti sekarang ini, menggapai cita-cita dan ada di berbagai profesi. Tapi mereka juga mendidik anak-anak kita, yang semestinya menjadi kewajiban kita.

Di tengah pandemi Covid-19 adalah waktu yang tepat untuk mengetahui betapa beratnya tugas guru dalam mendidik kita atau mendidik anak anak kita. Hal ini disebabkan pemerintah mengambil kebijakan untuk libur sekolah dan diganti dengan belajar dari rumah, sehingga orang tua dituntut menjadi guru.

Peristiwa ini telah mengajarkan kita beberapa hal yang selama ini luput perhatian kita, salah satunya saat peran madrasah/sekolah dikembalikan kepada orang tua masing-masing. Tentu, berbagai reaksi dan tanggapan masyarakat terhadap kebijakan itu, banyak orang tua yang ingin cepat-cepat anaknya bisa sekolah kembali.

Belajar di rumah anak-anak diminta untuk tetap belajar dan mengerjakan tugas dari guru di rumah masing-masing, dan pastinya sang anak harus dipandu oleh  guru di rumah yaitu orang tuanya.

Setidaknya, ini menjadi pelajaran bagi kita untuk memahami bagaimana perjuangan dan pengorbanan sosok guru dalam mengajar dan mendidik kita bertahun-tahun.

Bagi kita, beberapa hari saja terasa sangat berat, muncul rasa tidak sabar dalam mengajar dan malah terkadang membiarkan sang anak lalai dengan HP. Padahal pendidikan anak itu adalah tanggung jawab orang tua, menjadikannya kelak sebagai generasi yang kuat.

Peran itu selama ini dibantu oleh sang guru di madrasah/sekolah/ dayah atau lembaga pendidikan lainnya, mereka mengambil peran kita dalam mendidik anak-anak kita. Bukan berarti tanggung jawab kita lepas, mereka para guru hanya membantu, mereka sabar atas segala tingkah laku anak kita bertahun tahun.

Orangtua adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya, tidak hanya ibu, tapi juga ayah memiliki tanggung jawab yang sama. Dengan memasukkan anak ke lembaga pendidikan, secara tidak langsung kita yang meminta bantuan kepada guru untuk mendidik anak kita.

Hari ini 25 November 2020 merupakan peringatan Hari Guru Nasional. HGN tahun ini mengangkat tema “Bakti Guru Lindungi Guru”.

Peringatan HGN ini jangan hanya seremonial semata dan ucapan indah di mulut, tapi kepedulian nyata semoga ke depan mereka mendapatkan apresiasi lebih di negeri ini.

Meski dalam kondisi Covid-19 ini, bukan berarti tugas guru berhenti, mereka tetap menjadi pahlawan dalam mencerdaskan anak bangsa, berbagai solusi mereka cari agar pelajaran sampai kepada anak didik.

Maka, berterima kasihlah kepada guru yang telah membantu kita mengajar dan mendidik anak-anak kita, jasa mereka jangan diukur dengan rupiah, dan semoga semua para guru mendapatkan kesejahteraan.

Jika mereka bersalah atau metode yang diterapkan tidak cocok dengan kita dalam mendidik anak-anak kita, jangan kasari mereka, jangan hujat mereka apalagi harus berurusan dengan pihak hukum. Tapi, sampaikan dengan cara terbaik untuk perbaikan, apalagi mungkin ada di antara mereka yang lalai akan tugas mulia itu.

Terima kasih untuk semua orang yang pernah mendidik kami walau itu satu kebaikan. Terima kasih untukmu para guru yang telah bersabar dalam mendidik dan mengajarkan kami, mulai dari cara membaca dan menulis, cara membaca kitab suci Alquran, mengenal huruf hijaiyah, berjuang dengan susah payah memahamkan kami matematika, mengajarkan kami tauhid yang benar, ilmu agama dan ilmu ilmu lainnya.

Semoga Allah jadikan itu semua catatan dalam buku amal baikmu, dan jalanmu menuju surga-Nya.

#Selamathariguru

Oleh: Jusnaini Hasni, S.Pd.I. M. Ed (Alumni Pascasarjana IIUM Malaysia, Guru Dayah Insan Qurani Aceh Besar)