Maghrib 15 Syawwal 1442 H nanti, seluruh masyarakat Aceh dapat menyaksikan bulan purnama terbit disertai dengan 3 fenonema bulan sekaligus. Ada gerhana bulan total, Supermoon, serta ilusi ponzo.

Bayangan bumi akan mulai mengenai permukaan bulan pada pukul 15:47:39 WIB (markaz Banda Aceh), puncak gerhana terjadi mulai pukul 18:11:26 WIB hingga pukul 18:25:54 WIB atau selama 14 menit 28 detik. Sayangnya karena pada waktu tersebut bulan masih di bawah cakrawala, awal terjadi gerhana hingga fase puncaknya tidak dapat disaksikan. Bulan baru terbit pada azimuth 111° dari utara atau 21° dari timur pada pukul 18:46 WIB.

Saat bulan purnama nisfu Syawwal itu terbit, bulan sudah dalam fase gerhana sebagian menuju penumbra akhir. Bulan purnama yang seharusnya terbit bulat penuh itu sebagian besar permukaannya tampak redup karena tertutup bayangan bumi.

Gerhana dapat terjadi karena matahari, bumi dan bulan berada pada bidang ekliptika yang sama atau sejajar. Pada saat itu pula, bulan memasuki area bayangan bumi sehingga permukaannya yang seharusnya menerima sinar matahari menjadi gelap.

Selain gerhana, pada saat bersamaan posisi bulan juga sedang berada pada jarak 357.000 dari bumi. Pada jarak ini, bulan dikategorikan sedang berada dekat dengan bumi, sehingga akan tampak sedikit lebih besar dari biasanya. Fenomena yang kedua ini diistilahkan dengan Supermoon.

Tidak hanya besar karena sedang Supermoon, bulan juga akan tampak lebih besar lagi karena ilusi ponzo. Ilusi ponzo merupakan ilusi optik geometri di mana otak kita berpikir bahwa apapun yang ada di atas maka ukurannya menjadi lebih besar. Padahal aslinya ukuran diameter bulan tidaklah berubah, tetap 3.474,2 km.

Inilah yang menyebabkan kita sering melihat bulan saat baru terbit di timur atau terbenam di barat tampak lebih besar. Namun saat sudah lebih tinggi, kembali ke ukuran biasanya.

Ketiga fenomena ini dapat disaksikan sekaligus dalam satu waktu dan aman disaksikan tanpa perlu menggunakan alat bantu seperti teleskop dan kacamata gerhana.

Gerhana bulan total baru benar-benar berakhir pada pukul 20:49:44 WIB.

Selepas magrib 26 Mei nanti, Ajaklah keluarga, teman, saudara, dan anak didik, untuk menyaksikan fenomena ini dan memperkenalkan satelit alami bumi tersebut dan karakteristiknya.

Gerhana juga bukanlah sebuah tanda akan terjadinya bencana atau bentuk kemalangan lain. Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung penyataan gerhana menyebabkan bencana, melainkan salah satu tanda dari kekuasaan Allah dan juga untuk menguji hamba-Nya, siapa sajakah yang ingat kepada Allah saat menyaksikan keagungan-Nya melalui ciptaan-Nya itu.

Oleh karena itu jangan lupa, pada saat gerhana sedang berlangsung, ajak juga anggota keluarga untuk melaksanakan shalat sunat khusuf berjamaah.

 

Super Flower Blood Moon

Super Flower Blood Moon merupakan nama unik untuk gerhana yang terjadi pada tanggal 26 Mei 2021 ini. Nama yang panjang ini punya penjelasannya masing-masing.

Super berasal dari istilah Supermoon, karena bulan saat itu sedang berada di perigee atau jarak yang dekat dengan bumi. Supermoon terjadi saat bulan berada kurang dari 360.000 km dari bumi. Bulan juga akan tampak sekitar 5.9%–6.9% persen lebih besar dari ukuran bulan biasanya dan juga 16% lebih cerah.

Sebaliknya, jika lebih dari 405.000 km dari bumi atau berada di apogee, bulan akan tampak lebih kecil dan disebut juga Mikromoon. Sedangkan jarak rata-rata bulan dengan bumi adalah 384.400 km.

Adanya perigee dan apogee ini disebabkan orbit bulan yang elips, ada sisi dekat dan sisi jauhnya. Dalam perjalanannya mengelilingi bumi, bulan perlu waktu 27,55 hari untuk bergerak dari titik apogee ke apogee kembali, berbeda sedikit dengan periode siderik selama 27,3 hari dalam satu periodenya.

Flower berasal dari istilah Flower Moon. Masyarakat di Eropa di masa lalu sering memberikan nama khusus untuk setiap bulan purnama sepanjang tahun. Untuk bulan Mei, penyebutan Flower moon karena ada beberapa jenis bunga tertentu bermekaran di wilayah tersebut pada bulan Mei.

Saat purnama pertengahan Ramadhan lalu yang bersamaan dengan posisi bulan di perigee, media kerap menyebut istilah Super Pink Moon. Bulannya tidaklah berwarna pink, melainkan hanyalah sebuah nama.

Selain Flower Moon dan Pink Moon, purnama di bulan-bulan lain juga punya nama khusus. Wolf Moon untuk purnama pada bulan Januari, Snow Moon untuk Februari, Worm Moon untuk Maret, Pink Moon untuk April, Flower Moon untuk Mei, Strawberry Moon untuk Juni, Buck Moon untuk Juli, Sturgeon Moon untuk Agustus.

Sedangkan untuk purnama bulan September atau Oktober disebut Harvest Moon untuk menandakan musim panen. Di samping itu juga September dikenal dengan istilah Full Corn Moon, Oktober dikenal dengan Hunter’s Moon, Beaver moon untuk November, dan Cold Moon untuk Desember, untuk menandakan musim dingin di wilayah tersebut.

Yang ketiga, Blood berasal dari istilah Blood Moon. Blood moon atau bulan darah merupakan istilah untuk menyebut gerhana bulan total. Hal ini didasari pada keadaan permukaan bulan yang berwarna merah saat masuk dalam fase total. Jadi, bulan tidaklah benar-benar berdarah saat purnama dan bahkan kadang-kadang juga tidak sampai berwarna merah.

Jika ketiga istilah itu digabung, jadilah Super Flower Blood Moon, yang berarti gerhana bulan total yang terjadi pada saat bulan sedang di posisi yang dekat dengan bumi pada bulan Mei.[]

Penulis: Rahmatul Fahmi
Pengasuh LPP Astronomi Dayah Insan Qurani Aceh Besar