Dayah Insan Qur’ani berduka, salah satu alumni terbaiknya bernama Septia Ulfa Lestari (22) meninggal dunia kala menuntut ilmu di Unversitas Al-Azhar, Cairo, Mesir. Tari, begitu ia disapa, menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Bedayat, Hayy Tsamin, Mesir, Kamis 8 Juli 2021 malam saat menjalani perawatan medis.

Tari merupakan alumni pertama Dayah Insan Qur’ani (2017) yang sedang menuntut ilmu di Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, angkatan tahun ke-3 (semester VI).

Pimpinan Dayah IQ Muzakir mengatakan, keluarga besar dayah IQ merasakan duka yang mendalam atas meninggalnya putri asal Nagan Raya tersebut. Putri dari Mujiatno dan Sudartik tersebut diketahui sedang mengalami sakit Maag beberapa waktu yang lalu.

“Innalillahi wa Inna ilaihi Raji’un, Keluarga besar Dayah Insan turut berdukacita atas berpulangnya ke Rahmatullah alumni pertama Dayah IQ, Septia Ulfa Lestari di Cairo Mesir. Semoga Allah menempatkan Almarhumah di SyurgaNya bersama dengan para syuhada dan shalihin. Amin,” ujar Ust. Muzakkir, Sabtu (10/7).

Menurut informasi dari sesama alumni IQ di Mesir Almarhumah memang sedang dalam keadaan kurang sehat dalam seminggu ini, namun 2 hari terakhir sudah kembali sembuh. Malamnya tadi tiba-tiba nampak kurang sehat, dan butuh penanganan medis. Qadarullah almarhumah menghembuskan nafas terakhir sesampainya di rumah sakit.

*Pengakuan Guru dan Sahabat, Almarhumah Sosok yang Lembut dan Hafizah 30 Juz*

Menurut Muzakir, Tari merupakan santriwati yang cerdas, cekatan dan telah menyelesaikan hafalan Alquran 30 juz selama mengaji di dayah yang ia pimpin.

“Tari ada salah satu sosok alumni yang dikenal sangat rajin dalam belajar. Pandai Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, dan di tahun 2019 dia telah mengkhatamkan hafalan Al-Qur’an 30 Juz. Sejak sekolah di Dayah Insan Qur’ani dia dikenal sebagai anak yang berprestasi di kelas dan prestasinya terus mempertahankan prestasinya hingga di tingkat perguruan tinggi. Selama kuliah di kampus Al-Azhar, dia pernah meraih nilai cumlaude,” kata Muzakir.

Pengakuan yang sama juga disampaikan Ustazah Majidah Nur, salah seorang guru di Dayah IQ. Majidah menuturkan, semasa belajar di IQ ia dikenal sebagai sosok yang aktif, lembut dan shalihah. Bahkan, saat memasuki masa libur kuliah di Al-Azhar, kata Majidah, Tari menyempatkan diri mengunjungi Dayah IQ untuk memberikan motivasi kepada adik kelasnya.

“Tahun lalu kita duduk bersama-sama dalam satu forum untuk memberikan motivasi untuk Santriwati Dayah Insan Qur’ani tentang kuliah. Tari dikenal dengan sosok yang lembut dan shalihah Insya Allah. Mendengar cara dia berbicara, terbesit harapan agar nanti setelah selesai kuliahnya di Mesir, dia bisa menjadi penerus terbaik untuk mengabdi di Dayah Insan Qur’ani. Tapi Allah ternyata lebih sayang dengan Tari. Allah sayang Tari dan memanggil Tari dengan cara terbaik, Husnul khatimah Insya Allah,” ujarnya.

“Terimakasih, Tari. Karena saat pulang ke Aceh sudah menyempatkan diri untuk memberi motivasi untuk adik-adik Tari di Dayah Insan Qur’ani. Alhamdulillah beberapa Santriwati yang duduk di forum itu telah lulus di Al-Azhar untuk melanjutkan perjuangan Tari. Selamat rehat di surga Allah, Tari. Tunggu kami di sana. Kita rehat sama-sama nanti di sana. Semoga Allah panggil kami yang masih di dunia ini dengan cara terbaik, husnul khatimah,” ungkapnya lagi.

Duka yang mendalam juga dirasakan kerabat dan sahabat Tari. Adalah Muna Mawaddah, sahabat Tari selama di pondok. Masih membekas dalam ingatan Muna bahwa sahabatnya pernah bercerita bahwa dirinya akan kembali ke Aceh tahun depan.

“Telah berpulang ke Rahmatullah sahabat kami yang paling bagus akhlaknya, yang paling rajin ibadahnya dan paling bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Masih terngiang-ngiang pertemuan kita ditahun lalu, saat tari bilang _mun, impian harus selalu digantungkan kepada Allah daan sekarang Tari sudah duluan kembali. Insyaallah, tahun depan ana pulang lagi Mun tapi, kenyataan kita tidak bisa bertemu dan bercerita lagi di dunia,” ujarnya.

Saat ini jenazah almarhumah dalam perjalanan menuju Aceh dari Cairo, Mesir setelah dishalatkan di Masjid Assalam Madinah Nasr. Menurut jadwal, jenazah almarhumah akan tiba di Jakarta pada Minggu (11/7) dan selanjutnya diterbangkan ke Aceh yang difasilitasi oleh KMA, Pemerintah Aceh dan IKAT Aceh. []